RSS

Swikee khas Purwodadi


Nikmatnya Swikee Purwodadi
Sabtu, 31 Januari 2009 15.25 WIB

Kalau Anda berpergian ke kota Semarang, jangan lupa mencicipi salah satu makanan khas di sana, yaitu Swikee alias daging kodok yang diolah dalam berbagai bentuk masakan, dan yang cukup khas adalah Swikee Purwodadi.

Rasa dagingnya yang dicampur dengan kuahnya terasa gurih dan manis kaldu, terasa sedkit asam jeruk nipis di kuahnya, untuk lebih nikmat lagi bisa ditambahkan satu slice tambahan jeruk nipis dan satu sendok kecil cabe merah. Apalagi kalau dimakan bersama nasi putih yang masih hangat, terasa segar dan menghangatkan.

Bahan-bahan:

500 gram kodok yang sudah bersih
3 buah jahe, iris dengan ukuran 2 mm
5 siung bawang putih, memarkan
2 sendok makan tauco, dihaluskan
3 sendok makan kecap manis
1/2 sendok teh merica bubuk
1 sendok teh gula pasir
1 sendok teh garam
3 sendok makan minyak
2 batang seledri, iris kasar
500 cc air

Cara membuat:

Panaskan minyak, tumis bawang putih dan jahe hingga kuning, lalu tambahkan taoco, aduk rata.

Masukkan paha kodok, kecap manis, dan merica bubuk, aduk rata, masak hingga paha kodok menjadi kaku.

Tambahkan air, aduk rata, kecilkan api, masak sekitar 25-30 menit.

Tambahkan gula dan garam, aduk rata, angkat dari api, lalu taburi atasnya dengan seledri.

Sajikan dengan jeruk nipis, kecap manis, cabai rawit dan nasi putih yang masih panas.

LUMPIA Khas Semarang


Di Kota Semarang ini ada lima ”aliran” lumpia Semarang dengan cita rasa berbeda. Pertama aliran Gang Lombok (Siem Swie Kiem), kedua aliran Jalan Pemuda (almarhum Siem Swie Hie), dan ketiga aliran Jalan Mataram (almarhumah Siem Hwa Nio). Ketiga aliran ini berasal dari satu keluarga Siem Gwan Sing–Tjoa Po Nio yang merupakan menantu dan putri tunggal pencipta lumpia Semarang, Tjoa Thay Yoe–Wasih.



Aliran keempat adalah sejumlah bekas pegawai lumpia Jalan Pemuda, dan aliran kelima adalah orang-orang dengan latar belakang hobi kuliner yang membuat lumpia dengan resep hasil pembelajaran dari lumpia yang sudah beredar.

Generasi tertua saat ini, yaitu generasi ketiga Siem Swie Kiem (65), tetap setia melayani konsumennya di kios warisan ayahnya (Siem Gwan Sing) di Gang Lombok 11. Keistimewaan lumpia Gang Lombok ini menurut sejumlah penggemarnya yang sempat ditemui di kios tersebut adalah racikan rebungnya tidak berbau, juga campuran telur dan udangnya tidak amis.


Lumpia buatan generasi keempat dapat kita peroleh di kios lumpia Mbak Lien alias Siem Siok Lien (43) di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran. Mbak Lien meneruskan kios almarhum ayahnya, Siem Swie Hie, yang merupakan abang dari Siem Swie Kiem, di Jalan Pemuda (mulut Gang Grajen) sambil membuka dua cabang di Jalan Pandanaran.

Kekhasan lumpia Mbak Lien ini adalah isinya yang ditambahi racikan daging ayam kampung. Ketika awal mula meneruskan usaha almarhum ayahnya, Mbak Lien membuat tiga macam lumpia, yaitu lumpia isi udang, lumpia isi ayam (untuk yang alergi udang), dan lumpia spesial berisi campuran udang serta ayam. Tetapi, karena merasa kerepotan dan apalagi kebanyakan pembeli suka yang spesial, sekarang Mbak Lien hanya membuat satu macam saja, yaitu lumpia istimewa dengan isi rebung dicampur udang dan ayam.

Adapun generasi keempat lainnya, yaitu anak-anak dari almarhum Siem Hwa Nio (kakak perempuan dari Siem Swie Kiem) meneruskan kios ibunya di Jalan Mataram (Jalan MT Haryono) di samping membuka kios baru di beberapa tempat di Kota Semarang. Di antara anak-anak almarhum Siem Hwa Nio ini ada juga yang membuka cabang di Jakarta. Bahkan ada cucu almarhum Siem Hwa Nio sebagai generasi kelima membuka kios lumpia sendiri di Semarang.

Selain keluarga-keluarga leluhur pencipta lumpia semarang tersebut, sekarang banyak juga orang-orang ”luar” yang membuat lumpia semarang. Mereka umumnya mantan karyawan mereka. Mereka yang mempunyai hobi kuliner juga turut meramaikan bisnis lumpia semarang dengan membuat lumpia sendiri, seperti Lumpia Ekspres, Phoa Kiem Hwa dari Semarang International Family and Garden Restaurant di Jalan Gajah Mada, Semarang

Bahan:

20 lbr kulit lumpia siap pakai Daun bawang cung

Isi :

75 gr udang cincang

75 gr ayam cincang

300 gr rebung, iris korek api

100 gr tauge

1 btg daun bawang, iris halus

2 sdm kecap manis

1/2 sdt garam

1/2 sdt lada

1 sdt gula pasir

1 btr telur, kocok lepasMinyak goreng

Bumbu halus:

2 siung bawang putih

2 sdm ebi

4 bh bawang merah

1/2 sdt garam

1/4 sdt lada bubuk

Acar, aduk rata:

150 gr ketimun

10 bh cabai rawit

1 sdm gula pasir

1/2 sdt garam

1 sdt cuka

Saus:

2 siung bawang putih, cincang

50 gr gula merah

150 ml air matang

3 sdm tepung sagu, larutkan

1/4 sdt garam

1 sdm minyak untuk menumis

Cara membuat:

1. Buat isi: panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai harum, masukkan ayam dan udang, aduk sampai berubah warna. Tambahkan rebung, tauge, daun bawang, kecap manis, garam dan lada, aduk, masak hingga kering. Masukkan telur kocok, aduk-aduk, masak hingga kering, angkat, dinginkan.

2. Ambil selembar kulit lumpia, beri 1 sdm adonan isi, lipat kedua ujungnya lalu gulung dan rekatkan dengan putih telur.

3. Panaskan minyak, goreng lumpia sampai kuning kecokelatan, angkat, tiriskan.4. Buat saus: panaskan minyak, tumis bawang putih hingga layu, tambahkan air dan garam, rebus hingga mendidih, masukkan larutan tepung sagu, aduk, masak hingga mendidih dan kental, angkat


Untuk 8 buah


Siomay Khas Bandung



Siomay
Info Wisata - Makanan Khas Bandung

Makanan khas Bandung ini terbuat dari tepung aci dan ikan,
diberi bumbu kemudian dikukus, dan disajikan
atau dimakan dengan telur rebus, kol, tahu,
kentang dan dicampur dengan saus kacang,
yang sudah dibumbui, hampir sama dengan bumbu saos kacang batagor.
Siomay ini terdapat di beberapa rumah makan,
warung yang ada di kota Bandung.
(sumber : www.indonesia.travel)

2 ons daging ayam dicincang
1 ons udang dicincang
2 ons ikan tuna/tenggiri dihaluskan
1 ons tepung tapioka/aci
2 sendok makan ebi digoreng dan diuleg lemes.

Bumbu :
bawang putih 4, bawang merah 4
merica 1 sdt
bumbu masak/vetsin/royco 1/2 sampai 1 sdt tergantung
selera

gula 1 sdt
garam 1 sdt
kecap ikan 5 sdmakan (kalau nggak ada ga usah juga tetep enak koq)

Semua daging dan bumbu diuleg/blender/mixer, lalu
diulet pake tangan.

Tambahkan air biasa 150 cc boleh ditambah lagi max 50 cc, disesuaikan, pokoknya tidak terlalu cair, juga tidak terlalu keras.

Setelah semua tercampur, harus langsung dibentuk.
Kalo pake tahu jangan lupa tahunya rendam pake air
garam dulu

Setelah itu, kukuslah kurang lebih setengah jam…

Oya ini resep sambelnya :

100 gr cabe rawit/merah + 1,5 sdt garam + 1/2 atau 1
sdt vetcin/bumbu masak + gula 4 sdm.
Semua diuleg lemes/blender lalu digoreng sampai
matang, baru masukan kacang suuk 250 gr yang telah
digoreng ditumbuk. Kkemudian beri air 450 cc, setelah
agak asat angkat. Bila mau dimakan tambahkan kecap dan
jeruk limo…

Atau bisa juga dari resepnya keluarga Nugraha, katanya lebih enak :

200 gr kacang tanah goreng
50 gr kemiri sangrai
3 siung bw putih goreng
2 cabe merah kukus
garam secukupnya
gula secukupnya
kecap sedikit
100 ml air
jeruk limau
daun jeruk

Resep sambel pakai kacang pindasaus (kacang yang sudah dihaluskan) :
untuk 250 gr kacang:
bawang putih 4 buah
kemiri sangrai 4 buah
cabe merah 2 atau 3 buah
air 500 ml
gula 1 sdt dan garam 2 sdt (selera)
catatan: 3 resep jadi 60 bungkus plastik kecil (@ kurleb 4 sdm)

Makanan khas Kalbar Tempoyak


Makanan Tradisional bernama Tempoyak, berasal dari durian matang yang diasinkan dan diolah dengan sangat sederhana serta memerlukan bahan yang tidak sulit didapatkan dimana saja.

Makanan tradisional ini sudah ada sejak dahulu kala, kapan makanan ini pertama kali dibuat tidak ada sumber yang yang menjelaskan. Makanan ini biasanya dimakan sebagai lalapan yang dicampur dengan nasi, selain itu juga bisa digoreng atau untuk membuat masakan asaman baik ikan, daging atau dedaunan.

Bahan-bahan yang diperlukan adalah :

  1. Durian Matang sebagai bahan pokok
  2. Garam untuk mengasinkan

Cara pengolahan :

  1. Kupas beberapa durian atau sesuai kebutuhan,
  2. Pisahkan daging durian dengan biji,
  3. Tabur dengan garam secukupnya atau sesuai selera,
  4. simpan ditempat tertutup, misalnya galon, ember atau tempat lain yang bisa ditutup rapat,
  5. biarkan selama 2 sampai 3 hari.
  6. Tempoyak siap dikonsumsi

NB: untuk penyimpanan dalam Waktu lama simpan ditempat yang tertutup rapat dan jauhkan dari sinar matahari agar rasa tetap tejaga.

Oke salamat mencoba dan selamat menikmati. Mau durian murah cari aja dikebun orang-orang di Kalimantan Khususnya Melawi tapi dengan syarat ijin dengan yang punya kebun.

Ayam Betutu khas Bali

Setiap daerah memiliki tradisi dan budaya yang berbeda dari daerah lainnya. Demikian pula halnya Bali. Bali yang dikenal sebagai daerah tujuan wisata utama para wisatawan dalam negeri maupun manca negara, memiliki banyak sekali keunikan. Budayanya yang adi luhung telah menarik berbagai bangsa dari bermacam belahan dunia untuk datang mengunjunginya.

ayam_betutu

Ayam BeTutu adalah salah satu keunikan diantara berbagai keunikan yang dimilik Bali, Apakah Ayam Betutu itu…? Adalah merupakan makanan/masakan khas dari Pulau Dewata.

Bagaimana cara membuatnya…?

Bahan:

  • 1 ekor ( 1½ kg ) ayam besar
  • 100 gr daun singkong muda, rebus hingga lunak, peras, potong-potong
  • 5 sdm minyak, untuk menumis
  • daun pisang/aluminium foil, untuk pembungkus

Bumbu yang dihaluskan:

  • 7 buah cabai merah dan 5 rawit
  • 5 buah kemiri, disangrai
  • 10 buah bawang merah
  • 1 sdt terasi
  • 5 buah bawang putih
  • 1 sdm ketumbar, disangrai
  • 1½ sdm serai, diiris halus
  • 2 sdt merica bulat
  • 1 sdm lengkuas dicincang
  • ½ sdt pala bubuk
  • 2 sdt kunyit dicincang
  • 4 lembar daun jeruk purut
  • 2 sdt jahe dicincang
  • 2 sdt kencur dicincang
  • garam dan gula menurut selera

Cara Membuat:

  • Tumis bumbu halus sampai harum dan kering. Angkat dan dinginkan. Bagi menjadi dua bagian.
  • Campur satu bagian bumbu dengan daun singkong. Masukkan dalam rongga badan ayam, semat lubangnya dengan tusuk gigi. Lumuri sisa bumbu pada permukaan ayam dan di bawah kulit.
  • Bungkus dengan beberapa lapis daun pisang, ikat erat dengan tali. Panggang dalam oven dengan panas 180°C, selama 2-3 jam sampai matang.
  • Angkat, potong-potong dan hidangkan.

Catatan: sebelum dipanggang, bisa juga dikukus lebih dulu ± 45 menit, kemudian dipanggang selama 1 jam.

Betutu adalah masakan kebanggaan masyarakat Bali. Biasanya dibuat dari bebek yang dibungkus daun pisang, lalu dibungkus lagi dengan pelepah pinang sehingga rapat. Bebek ditanam dalam lubang di tanah dan ditutup dengan bara api selama 6-7 jam sampai matang.

Soto kudus


Libur panjang yang diawali dengan pencontrengan kemarin membuat saya sedikit kebingungan, karena yang berjualan makanan sedikit sekali. Sebetulnya kemarin Kamis (9 April ‘09) ingin sarapan bubur di Simpang Lima, tapi ternyata tidak ada, karena bukan hari minggu. Akhirnya saya berbelok ke jalan Kha Dahlan, dan mata saya tertuju pada Soto Kudus Mba Lin. Rasanya sudah sekian tahun di Semarang, saya belum pernah kesampaian mencoba soto Mba Lin. Jadilah saya sarapan di situ. Untung tidak begitu ramai, walaupun semua meja terisi. Kami memesan Nasi Soto karena memang menu utamanya adalah soto.

Saat beradaptasi dengan ruangan yang ada di warung tersebut, saya mulai membaca-baca daftar menu yang terpampang di papan menu beserta tarifnya. Semua harga masih terjangkau. Makanan segera datang.
Soto Kudus Mba Lin
Ternyata soto ini menggunakan santan, kok seperti soto surabaya yah? Hm, saya bukan mania soto, jadi menurut saya rasanya seperti… yah seperti soto. Sambil mencari-cari camilan yang rasanya asin, saya ambil gambar sotonya. Kurang 3 suapan lagi, saya baru melihat ternyata di sana juga menjual kerpik paru. Saya menyesal karena tidak tahu bahwa ada paru di sana.

Bagi warga semarang Soto Mba Lin sangatlah terkenal, walau di situ jelas-kelas tertulis soto kudus. Penasaran? Kunjungi saja di jalan KHA Dahlan. Lagi-lagi saya lupa mencatat alamatnya. Letaknya kalau dari arah simpang lima sebelah kanan jalan. Silakan mencoba.



Bahan:

* 1 ekor ayam kampung
* 100 gram tauge, dibuang akarnya & dicuci bersih
* 2 batang daun seledri, diiris halus
* 2 batang daun bawang, diiris halus
* 5 butir bawang merah
* 10 siung bawang putih
* 50 gram bawang goreng
* 5 butir kemiri
* 4 cm jahe
* 2 lembar daun salam
* 4 cm lengkuas/laos, dimemarkan
* 1 sdt bumbu penyedap
* 1 jeruk nipis, diambil airnya
* Garam dan merica secukupnya

Cara Membuat:

* Siapkan air di dalam panci besar. Masukkan ayam kampung, daun salam dan lengkuas di dalam panci, rebus sampai matang dan empuk.
* Angkat ayam yang sudah empuk, tiriskan. Suwir-suwir daging ayam, sisihkan.
* Pisahkan kaldu ayam sebanyak 2 liter, jika kurang tambahkan air matang.
* Cincang kasar bawang merah dan putih. Kemiri dihaluskan. Jahe dimemarkan, lalu dibakar sebentar.
* Panaskan 2 sdm minyak lalu tumis bawang merah, bawang putih, kemiri dan jahe sampai harum. Masukkan tumisan bumbu ke dalam kaldu ayam yang sudah dipisahkan. Tambahkan bumbu penyedap, garam dan merica secukupnya dan didihkan di atas api sedang. Setelah mendidih, angkat.

Cara Menghidangkan:

* Siapkan mangkuk cekung, masukkan daging ayam, tauge, bawang merah, daun bawang, daun seledri dan perasan jeruk nipis.
* Terakhir, tuangkan kaldunya.
* Hidangkan selagi panas dengan Sambal Kecap.

Untuk 4-6 orang.

Coto Makasar

Menyenangkan sekali sebetulnya makan di Makassar ini. Menu favorite all the time adalah ikan dan ikan. Segar, manis dan murah.
Selain itu porsi makanan di Makassar ini luar biasa besar dan harganya dibanding dengan di Jakarta .. very reasonable, apalagi dg porsinya yg mestinya bisa banget buat berdua.

COTO MAKASSAR




Soto atau coto namanya di Makassar ini khasnya adalah menggunakan jeroannya sapi, mulai dari babat, hati, sampe jantung dan dimakan dengan ketupat atau burasa (aka lontong yang pake santan). Walau tidak menggunakan santan, tapi berasa kental karena kacang tanah gorengnya. Seperti kebanyakan makanan Makassar lainnya, sebelum makan jangan lupa perasan jeruk nipis dan biar pedas tambahi sambal khas cotonya.

Banyak sekali yang jual coto di Makassar ini, nah tempat yang kami pilih adalah di Jl. Ranggong; termasuk salah satu yang tua di kota Makassar. Masaknya masih menggunakan kayu bakar dengan kuali yang sudah menghitam... 1 porsi = Rp 8.5K

Lokasi:
Jl. Ranggong no. 13


Bahan:
  • 1 kg jerohan sapi (babat, usus, jantung, paru, hati, limpa)
  • ¼ kg daging sapi sandung lamur
  • 2 batang serai, dimemarkan
  • 5 cm laos (lengkuas). dimemarkan
  • 2 batang seledri, iris halus
  • 2 batang daun bawang, iris halus
  • air untuk merebus

Bumbu yang dihaluskan:

  • 1½ sdm ketumbar, disangrai
  • ¼ sdt jintan, disangrai
  • ½ sdm merica bulat, disangrai
  • 50 gram kacang tanah, disangrai, buang kulit arinya
  • 1-2 sdm taoco
  • 6 buah cabai rawit
  • garam secukupnya
Cara membuat:
  • Rebus daging, jerohan, serai, dan laos dengan air sampai matang dan lunak.
  • Ukur kaldu sebanyak 1¼ liter, sisihkan.
  • Potong-potong jerohan dan daging sapi.
  • Tumis bumbu halus dengan 3 sdm minyak goreng sampai harum. Masukkan tumisan bumbu ke dalam kaldu yang sudah disisihkan. Rebus kaldu sampai terasa enak.
  • Siap dihidangkan. Letakkan potongan jerohan dan daging ke dalam mangkok, taburi dengan bawang goreng, dauh bawang, dan seledri. Jika suka, tambahkan kecap manis, sambal dan jeruk nipis. Hidangkan dengan nasi.

Untuk 8 orang.

Makanan Khas Palembang

Pempek

Pempek
Pempek kapal selam Bandar Lampung.JPG







Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.

Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Salah satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.

Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam" adalah telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.

Pempek bisa ditemukan dengan gampang di seantero Kota Palembang. Ada yang menjual di restoran, ada yang di gerobak, dan juga ada yang dipikul. Juga setiap kantin sekolah pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek bisa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya!. Pempek sekarang ada dua jenis yaitu Parempek campuran antara Pare dan Pempek.



Sejarah

Pempek kapal selam dalam bentuk mentah
Pempek dan kulit ikan yang sudah direndam cuka

Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.

Berdasar cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi. Hasil tangkapan itu belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Si apek kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.[1]

Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Walaupun begitu sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang.

Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.

Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti Tenggiri, Kakap Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah.



Bahan bahan pempek:

1. Sagu Tani (bisa dibeli di HERO) sebanyak 3 bks @ 500gr (total 1500 gram)

2. Ikan tenggiri yang besar (1 kg, bila digiling/dibersihkan menjadi 700 gram)

3. Garam dapur secukupnya (untuk 1 mangkok = 1 sendok makan garam)

4. Bumbu penyedap (Ajinomoto) secukupnya (2 sendok teh)

5. Air dingin matang

6. Air panas ( buat merebus) yang diberi sedikit minyak goreng.

Cara membuatnya:

  • Bersihkan ikan tenggiri dan giling pakai gilingan daging, hanya dagingnya saja, kulit dan durinya dibuang.

  • Campurkan ikan giling dengan air dingin dengan perbandingan 1:1 (atau 1:3/4 untuk lebih terasa ikannya).

  • Takar dengan mangkok bakso (kecil/sedang) dan bila dapat 2 1/2 mangkok, campurkan dengan air dingin sebanyak 2 1/2 mangkok juga (atau kurang, tergantung mau banyak sagu atau tidak).

  • Masukkan garam halus dengan ukuran sendok makan peres, sebanyak jumlah mangkok ikan dan air, dalam hal ini sebanyak 5 sendok makan peres.

  • Masukkan pula bumbu penyedap (Ajinomoto) dan aduk rata.

  • Masukkan tepung sagu perlahan-lahan sambil diaduk dan diuleni. Bila takaran tepat, akan terpakai tepung sagu sebanyak 1 kg, bila kebanyakan air, makin banyak sagu yang dibutuhkan dan rasa ikan kurang terasa.

  • Bila adonan sudah kalis (tidak lengket), dapat dibentuk bulat atau lonjong (lenjer) dengan tangan ditawuri tepung sagu lalu rebus. Sehabis pempek mengapung direbus, angkat, tiris, lalu goreng atau siap dimakan.

  • Bila sudah terbiasa, dapat membuat pempek isi telor mentah, seperti mempuat pastel (lihat contoh gambar di halaman lain).

Bahan cuko/kuah pempek:

1. 250 gram Gula aren

2. 50 gram Asam jawa, hindari memakai cuka dapur

3. 750 ml air

4. 5 siung Bawang Putih, cincang halus

5. 2 sdm ebi, dihaluskan

6. 1 sdt garam

7. 10 s/d 20 buah cabai rawit, dihaluskan (tergantung selera pedas).

Cara membuatnya:

  • Didihkan gula aren (merah), asam jawa, air lalu saring.

  • Masukkan bawang putih, ebi, cabe rawit dan garam, didihkan kembali lalu angkat.

  • Cuka sudah siap dihidangkan bersama pempek.


Gabus Pucung Khas Betawi

Gabus Pucung

Suami lagi tergila-gila sama gabus pucung, terprovokasi sama Pak Bondan Winarno di salah satu acara kuliner di TV. Suatu kali akhirnya berhasil 'nemu' warung "Gabus Lukman" di bekasi yang gabus pucungnya enak ... cuma nguras kantong ... hua ha ha ... karena satu potong lauk tsb 25rb tanpa nasi, sepotong lho !
Nanya teman-teman terutama yang asli Betawi ga ada yang ngerti resepnya, nanya Bu Fatmah juga ga ngerti. Akhirnya suami searching di internet, dapat resep gabus pucung .... dan setelah pesen ikan gabus di tukang sayur (yang baru dapat 10 hari kemudian ! 1 kg ikan gabus hidup 45rb isi 3ekor) aku coba resep tersebut. Hasilnya masih jauh dari gabus lukman ... kayaknya ada bumbu yang beda. Kalau dari resep ini kayak resep rawon, kalau di gabus lukman, kuah agak kental (tapi bukan dari santan). Fotonya yang tinggal ekornya, karena kepala keburu habis disantap suami.

Gabus Pucung
Sedap Pemula

Bahan
3 ekor (475 gr) ikan gabus
1/2 sdt air jeruk nipis
2 siung bawang putih
1/2 sdt ketumbar bubuk
1 sdt garam
minyak untuk menggoreng

Bahan Kuah
1 lt air
2 btg serai ambil putihnya, geprak
2 lbr daun salam
2 cm lengkuas, geprak
5 lbr daun jeruk, buang tulang daunnya, sobek-sobek
2 1/2 sdt garam
1 1/2 sdt gula pasir
4 sdm minyak, untuk menumis
1 buah tomat, potong-potong
2 btg daun bawang
2 sdm bawang goreng
cabe rawit merah untuk hiasan

Bumbu Halus
10 butir bawang merah
5 siung bawang putih
5 butir kemiri, sangrai
4 buah (60 gr) kluwak, rendam 100 ml air hangat
2 cm kunyit, bakar
3 buah cabai keriting
3 buah cabai rawit

Cara Membuat:
- Haluskan bumbu ikan, lumuri ikan denga bumbu, lalu goreng
- Haluskan bumbu halus, lalu tumis
- Masukkan sisa bahan kuah, didihkan
- Masukkan ikan yang sudah digoreng, siap disajikan

Makanan khas Surabaya






Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan juga sudah menjadi kota metropolitan dengan perkembangan yang luar biasa. Tak heran jika penduduk disini padat banget.

Aku bukan terlahir sebagai orang Surabaya asli, tapi aku sudah cukup lama menetap disini. Tiap-tiap kota pasti punya makanan khas tersendiri, begitu juga dengan Surabaya. Jika aku ditanya tentang makanan khas Surabaya, maka terbayang sederet menu makanan khas seperti rujak cingur, lontong balap, tahu tek dan masih banyak lagi. Bisa dibilang ketiga jenis makanan diatas adalah makanan khas Surabaya yang paling dikenal dan juga paling banyak dicari para penggila makan di Surabaya maupun dari luar kota saat mereka berkunjung ke Surabaya. Selain ketiga menu diatas sebenarnya masih banyak lagi beberapa menu khas Surabaya seperti rawon, semanggi, dsb. Tapi disini aku ingin membahas masalah ketiga menu tersebut yang kebetulan sama-sama memiliki kesamaan pada bahan dasarnya yaitu petis. Ya, mungkin bagi sebagian orang, awam dengan kata ini karena ga semua daerah terdapat yang namanya petis. Bahkan mungkin bagi orang yang ga pernah tau dan mencoba pasti jijik ngeliat warnanya saja. Dengan warna hitam pekat, justru petis ini merupakan bahan utama pembuatan ketiga menu tersebut.

1. RUJAK CINGUR
Menurut aku rujak cingur inilah yang menjadi maskot dari makanan khas Surabaya. Mengapa? Karena untuk menghasilkan seporsi rujak cingur yang dahsyat dan nikmat diperlukan berbagai macam aspek seperti bahan yang berkualitas, pengolahan bumbu yang tepat dan cara penyajian. Rujak cingur adalah makanan yang terdiri dari sayuran yang direbus, buah-buahan, tahu maupun tempe goreng lalu disiram dengan saus special campuran dari petis, pisang klutuk, kacang, terasi yang diulek secara bersamaan. Dan tak lupa seperti namanya "rujak cingur" so pasti wajib hukumnya ada cingur sapi yang uenak banget dan empuk. Kalo ga ada cingur sapi, tentu bukan rujak cingur lagi namanya.

Bahan:

50 gr kangkung yang sudah dibersihkan

50 gr taoge

75 gr kecipir (belah dua memanjang)

75 gr ketimun

100 gr bengkuang

50 gr mangga muda

75 gr tempe goreng

100 gr tahu goreng

250 gr cingur (tulang rawan hidung sapi) kulit kikil sapi, rebus.


Bumbu Rujak Petis:

6-9 buah cabai rawit atau sesuai selera

2 sdm kacang tanah goreng

200 gr petis udang

1-3 sdt terasi bakar

1 buah pisang batu parut kasar

1 sdt asam

50 cc air matang


Cara Membuat:

1. Rebus kangkung, taoge dan kecipir hingga matang, angkat.

2. Potong-potong ketimun, bengkuang, mangga muda, tempe goreng, tau goreng dan cingur, sisihkan.

3. Buat bumbu rujak petis: haluskan cabai, terasi, kacang tanah goreng, dan petis sampai tercampur rata. Masukkan parutan pisang batu, asam dan air matang, haluskan lagi.

4. Cara menghidangkan: Campurkan bumbu rujak petis dengan sayuran rebus, buah-buahan, tempe goreng, tahu dan cingur. Aduk sampai rata. Hidangkan bersama nasi lontong ketupat.

2. LONTONG BALAP
Kalo mendengar namanya pasti banyak orang yang tertawa. Apa tuch lontong balap? Kok ada lontong balapan? bahkan orang Surabaya sendiri banyak yang ga tau darimana asal sebutan nama itu. Konon, penjual lontong balap semua dipikul. Karena pikulannya lumayan berat, akhirnya mereka berjalan dengan ritme yang cepat sehingga seperti orang balapan. Lontong balap terdiri dari lontong dan tahu goreng yang dipotong-potong dengan bumbu sambal petis (always si hitam dari Surabaya), kemudian disiram dengan kuah taoge yang sudah dimasak dengan bumbu tersendiri. Diatasnya diberi lento (perkedel dari ubi dan kacang ijo atau kacang tolo). Hhmm...rasanya dijamin bakal menggoyang lidah anda. Meski sama-sama memakai bahan dasar petis alias si hitam manis, tapi sensasi kenikmatannya tetep berbeda dengan rujak cingur. Biasanya lontong balap paling nikmat dimakan bersama sate kerang.

Untuk: 5 porsi1 porsi:

541 kalori

Bahan:500 gr lontong, diiris-iris

500 gr tahu, digoreng, diiris-iris

kerupuk aci secukupnya

150 gr taoge

Bahan kuah:

250 gr daging berlemakair untuk merebus daging

2 sdm minyak untuk menumis

3 sdm irisan bawang

1 ltr air kaldu dari air perebus dagingbumbu penyedap secukupnya

Bumbu kuah yang dihaluskan:

3 siung bawang putih

5 btr bawang merah

1 sdt merica

1/4 sdt palagaram secukupnya

Bahan lento kedelai:

50 gr kedelai2 siung bawang putih

5 bh cabai rawit

1 iris kencur

1 lbr daun jeruk

garam secukupnya

2 sdm putih telur

minyak untuk menggoreng

Bahan sambal bajak

Cara membuat:

1. Kuah:Rebus daging dalam air hingga matang buat kaldu, ambil 1liter untuk kuah, sisihkan, daging yang telah matang dipotong-potong kecil, sisihkan.Panaskan minyak, tumis irisan daun bawang bersama bumbu yang telah dihaluskan. Tuang kaldu dan potongan daging, beri kecap dan bumbu penyedap, aduk rata, masak hingga mendidih. Masukan taoge, masak sebentar, angkat, lalu tiriskan, sisihkan.

2. Lento kedelai:Rebus kedelai sampai lunak sementara itu ulek halus bawang putihm cabai rawit, kencur, daun jeruk dan garam. Tambahkan kedelai rebus, ulek sampai halus, beri putih telur, aduk rata, lalu bentuk bulat-bulat kecil, goreng

3. Sambal bajak:Haluskan semua bahan, tumis dengan minyak hingga matang, angkat4. Sajikan dalam mangkuk saji tahu goreng, taoge, dan lento, tuang kuah, paling atas beri kerupuk goreng.5. Hidangkan dengan sambal bajak



3. TAHU TEK
Makanan yang satu ini jelas tak kalah nikmatnya dengan kedua makanan tadi. Tahu tek terdiri dari lontong, tahu dan kentang yang digoreng. Lalu bahan-bahan ini dipotong kecil-kecil ukuran sekali suap dengan menggunakan gunting dengan ritme yang khas. Kemudian diatasnya disiram dengan saus campuran petis dan kacang tentunya, lalu ditaburi dengan taoge kecil dan kerupuk. Rasanya enak dan mantap dech pokoknya. Rujak cingur dan tahu tek memang memiliki sedikit kesamaan yaitu sama-sama tidak berkuah, tapi masih tetep berbeda. Rujak cingur terdapat buah-buahan dan cingur sapi didalamnya, sedangkan tahu tek tidak. Begitu juga dengan bumbu yang bikin mak nyuss... Umumnya kalo di Surabaya tahu tek banyak kita jumpai di malam hari.

Bahan-bahan:

1/2 kotak Tahu, goreng setengah matang

2 genggam Taoge, rendam air panas dan tiriskan

2 butir Telur kocok

Lontong

Kerupuk

Bahan bumbu:

1 genggam Kacang goreng (kalengan)

4 siung Bawang putih, ditumis utuh sampe kecoklatan

1 sdm Petis udang

2 sdm Cuka

1 sdt Asam jawa

2 sdm Kecap manis

2 sdm Gula jawa, optional

Cabe rawit (menurut selera)

garam

Air panas

Cara membuat:
Pertama buat bumbunya dulu, campur semua bahan dan blender (haluskan) lalu diberi air sehingga kentalnya pas dan cicipi.
Potong-potong tahu, masukkan dalam telur kocok lalu goreng dalam minyak panas sampai kedua sisi kecoklatan.
Tata dalam piring saji, taoge, tahu telur dan lontong yang sudah digunting.
Siram dengan bumbunya, hidangkan bersama kerupuk.